Milestone perkembangan anak usia 3-4 tahun

 Haloo momfi.. perkembangan anak usia 3-4 ini memiliki perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai milestone nya. Usia ini juga memiliki kecerdasan yang sangat baik untuk dapat memahami berbagai pelajaran dan stimulasi yang khas anak usia Playgroup. Adapun aspek perkembangan anak usia 3-4 ini adalah :

1. PERKEMBANGAN MOTORIK   

Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleksrefleks yang dimulai sejak lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai perkembangan ini muncul Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus kortikospinal, traktus piramidal, dan traktus kortikobulbar. Traktus piramidal berawal dari kortek motoric dan premotorik, selanjutnya terhubung ke basal ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medulla spinalis. Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaranrangsangan melalui saraf. Mielinisasi terjadi kirakira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang sangat cepat sampai umur 2 tahun, selanjutnya proses ini melambat sampai umur 12 tahun. Proses tersebut menyebabkan penghambatan sistem subkortikal, termasuk refleks primitif, dan meningkatkan perkembangan respons postural dan postur berdir, berjalan, dan kontrol motorik halus

Pada usia 36 Bulan, Anak mampu meloncat dengan kedua kaki dan lengan mengayun ke depan, Berdiri sesaat dengan satu kaki ≤ 2 detik, Berjalan pada satu garis lurus, Berjalan dengan menjinjit/tiptoes, Naik dan turun tangga, 1 kaki per step turun, 2 kaki per step naik, Menangkap bola dengan kedua siku lurus Menaiki sepeda roda 3 

Pada usia 42 Bulan, anak mulai bisa lompat-lompat (hopping) dengan satu kakinya untuk 3-6 lompatan Jumlah langkah dan kecepatan lompatan meningkat sesuai umur Anak mampu memutar tubuhnya dengan menggerak-gerakkan anggota gerak . 

Usia 48 Bulan, anak mulai bisa berjalan mengikuti garis melingkar, Bisa menjaga keseimbangan dengan satu kaki berada di depan kaki yang lain untuk waktu 8-10 detik, Berdiri satu kaki ≤ 5 detik Melempar bola 10 feet/3 meter, Menangkap bola dengan kedua siku sedikit menekuk, Naik dan turun tangga, 1 kaki per step, Memanjat climbing bar .

Stimulasi

- Lompat dengan dua kaki 

Lompat di tempat, mengangkat dan menjatuhkan kedua kaki secara bersamaan. Anda bisa membantu anak dengan memberikan contoh melakukannya di hadapan anak atau memegang tangannya sambil mengatakan “satu, dua , tiga, lompat .. hop”. Atau gunakan telapak tangan Anda yang diletakkan di udara di atas kepala anak, dan minta anak untuk melompat dan menyentuh telapak tangan Anda. - Melempar bola Kegiatan ini memerlukan koordinasi antara gerakan lengan dan mata anak Anda. Anda bisa memberikan stimulasi dengan meminta anak melempar bola ke arah Anda atau gunakan keranjang cucian sebagai tempat sasaran anak melemparkan bolanya. Minta anak untuk melempar bola dengan kedua tangan, dan juga satu tangan bergantian tangan kanan dan kiri. 

- Berdiri pada satu kaki 

Latih keseimbangan anak berdiri dengan meminta anak berdiri pada satu kaki selama beberapa detik saja sambil berpegangan pada kursi atau meja. Selanjutnya bantu anak dengan menggandeng tangannya untuk melakukan lompatan-lompatan kecil dengan satu kaki secara bergantian kiri dan kanan. Bila anak sudah terlihat mahir, biarkan anak untuk melompat satu kaki sendiri tanpa bantuan Anda. Untuk lebih menyenangkan Anda bisa menggambar pola-pola lingkaran berjarak yang dekat-dekat di lantai dengan kapur dan minta anak untuk melompat di lingkaran-lingkaran yang Anda gambar tersebut. 

- Menari 

Sering-seringlah membuat anak bergerak aktif ketika menonton video-video musik anak di televisi atau mendengar musik yang diputar. Anda bisa melakukan gerakan menari seperti melompat, berputar, menggerakkan lengan ke atas, kesamping atau mengayunkan kaki ke samping, berjalan maju dan mundur bersama anak. 

- Bermain bowling 

Permainan sederhana ini dapat melatih dan meningkatkan koordinasi tangan dan mata anak. Dengan beberapa barang sederhana seperti botol-botol plastik air minum kosong yang kecil dan sebuah bola anak Anda sudah siap bermain.


2. MILESTONE PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS (FINE MOTOR)  

Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas, berlangsung kearah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal Keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang memainkan suatu peran utama. Variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan kesempatan individu untuk belajar. Berikut milestone perkembangan motorik halus dan red flag . 

Pada usia 36-48 bulan memiliki kemampuan untuk menggambar garis lurus, Menumpuk 8 buah kubus 

Stimulasidapat dilakukan dengan cara:

 o Menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat 

o Mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya 

o Menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin/Playdough

o Menyelesaikan puzzle 4 keping 


3. PERKEMBANGAN BAHASA 

Stimulasi kemampuan bicara dan bahasa yang disebutkan di atas dapat diberikan sedini mungkin dan dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu secara bertahap sesuai dengan perkembangan usianya, menerapkan prinsip bermain sambil belajar, tanpa paksaan dan sesuaikan dengan minat balita, kemudian berikan dengan penuh kasih sayang dan selalu berikan pujian juga perkenalkan kata-kata baru serta orangtua harus menjadi model yang baik bagi balitanya. Selama orangtua dapat mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan bicara dan bahasa, maka metode yang telah disebutkan di atas, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bicara dan bahasa pada balita. Maka dari itu, tidak ada salahnya bagi orangtua untuk mencoba menerapkan hal tersebut dalam rangka mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya. 

Pada usia 36-48 bulan memiliki pengertiannya bagus terhadap kata-kata yang belum familiar. Umur Dikatakan Terlambat kemampuan tersebut pada usia 48 bulan. Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment ketika lebih dari seperempat kata-katanya tidak bisa dimengerti oleh orang lain setelah umur 4 tahun. Selain itu, usia 36-48 bulan memilki perkembangan yakni mampu membuat kalimat yang sempurna. Umur Dikatakan Terlambat kemampuan tersebut pada usia 48 bulan. Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment ketika Hanya mampu menggunakan kata pendek dan sederhana. 

Stimulasi  Aspek Bicara dan Bahasa 1. Stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan nama gambar-gambar di bukul majalah. 2. Menirukan kata-kata. Setiap berbicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya. 3. Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambad dengan pens menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu. 4. Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin  

Metode Stimulasi Kemampuan Bicara dan Bahasa pada Balita Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya mengenai tahapan-tahapan stimulasi menurut Dr. Miriam Stopard, Depkes RI, Laura Dyer dan Benny Ciptaraja, maka dapat disimpulkan bahwa metode stimulasi kemampuan bicara dan bahasa balita sebagai berikut

Usia 3-4 Tahun 

a. Melatih organ bicara     

1) Latih pengucapan /s/, seperti /pipis/, /pus/, /bis/, /pas/, /mas/, /es/ dan sebagainya     

2) Jika pengucapan /s/, sudah fasih, latih pengucapan /c/, seperti /cici/, /cucu/, /caca/ dan sebagainya 


b. Mengajak berbicara     

1) Rangsang anak untuk menceritakan tentang dirinya dan rangsang ia agar menggunakan kalimat lebih dari 2 kata     

2) Mengajaknya mendiskusikan tentang sesuatu hal yang sangat sederhana     

3) Untuk meningkatkan kemampuannya dalam memahami kalimat, berbicara pada anak dengan kalimat yang panjang dan kompleks 


c. Mengenalkan berbagai suara    

 1) Bermain sambil bersajak menyenangkan untuk anak yang sudah memahami dan mampu mengubah lirik lagu atau kata-kata sajak     

2) Perkenalkan anak pada huruf alfabet dengan menggunakan nyanyian 


d. Membacakan buku     

1) Berikan hadiah sikap baik anak dengan buku daripada permen atau mainan     

2) Membacakan buku setiap hari     

3) Rangsang anak untuk menceritakan kembali buku yang pernah dibacakan 


e. Permainan sosial     

1) Libatkan dalam permainan imajinasi, seperti memanfaatkan peralatan rumah tangga biasa, lalu dorong ia untuk membayangkan segala macam benda yang dapat dibuat dengan barang-barang tersebut 2) Ajarkan anak untuk bermain peran, dengan cara memberikan beberapa pakaian tua kepada anak dan biarkan ia bermain dengan mencoba mengenakannya dan bergaya .


4. PERKEMBANGAN KOGNITIF  

Seorang anak dapat tumbuh sehat dan cerdas karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetik, nutrisi dan stimulasi merupakan faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang janin dan anak, terutama otaknya. Beberapa nutrisi penting yang mempengaruhi perkembangan otak antara lain adalah LCPUFA (longchain polyunsaturated fatty Acid)-seperti A (arachidonic Acid) dan DHA (decosahexaenoic Acid), kolin (Choline)-taurin, yodium dan zat besi. Untuk perkembangan kognitif, terdapat bermacam-macam teori, salah satunya adalah teori Piaget. Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dibanding orang dewasa dan menetapkan satu teori pentahapan. 

Empat tahap perkembangan kognitif digambarkan dalam teori Piaget sebagai berikut : 

1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan) yaitu anak memahami dunianya melalu gerak dan inderanya serta mempelajari pemanensi objek. 

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berpikir anak berkembang meskipun masih dianggap ‘jauh’ dari logis. Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan i=ntuisi. 

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) yaitu anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret, proses berpikir menjadi lebih rasional, matang dan “seperti dewasa” atau lebih “operasional”. 

4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) yaitu kemampuan penalaran abstrak dan imajinasi pada anak telah berkembang. Pengertian terhadap ilmu pengetahuan dan teori lebih mendalam. 


Pada usia 36-48 memiliki beberapa perkembangan dalam kognitifnya, seperti : Mengenal 2-4 warna,  Menyebut nama, umur, tempat tinggal Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan Mengenakan sepatu sendiri Mengenakan celana panjang, kemeja, baju Menghubungkan aktivitas saat ini dan pengalaman masa lalu Dapat menggambar orang dengan kepala ditambahi bahan tubuh lainnya Dapat memilah-milah objek ke dalam kategori sederhana. 

Stimulasi. 

Stimulasi merupakan upaya untuk mencerdaskan anak, stimulasi harus dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Sebaiknya dilakukan stimulasi terhadap semua aspek perkembangan, dengan melibatkan semua anggota keluarga. Howard Gardner yang terkenal dalam teori intelegensi majemuk (Multiple Intelligences) mengatakan bahwa terdapat 8 macam intelegensi yang siap untuk di stimulasi, yaitu perkembangan : Verbal linguistic (berbicara, kalimat, bahasa, cerita), Logical mathematical (pemecahan masalah, berhitung), Visual spatial (berpikir ruang/3 dimensi, stereometri), Bodily-kinethetic (gerak tubuh, tari, olahraga), Musical (suara, bunyi, nada, irama, musik, lagu), Intrapersonal (memahami dan kontrol diri sendiri, kemandirian), Interpersonal (memahami orang lain, bergaul, kerja sama, menyesuaikan diri, kepemimpinan), Naturalis (menikmati,memanfaatkan dan menjaga alam lingkungan).


4. PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL  

Milestone perkembangan personal sosial lebih bervariasi daripada perkembangan motorik dan kognitif, karena perkembangan personal sosial lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan). Seorang bayi mewarisi karakterisktik emosional sosial dan gaya berinteraksi, tetapi sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan sosial. Milestone dan redflags perkembangan personal sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Keterlambatan membalas senyuman mungkin menunjukkan masalah kasih sayang dan mungkin berkaitan dengan keadaan depresi ibu pada saat hamil. Keterlambatan tersenyum juga berhubungan dengan gangguan visual dan kognitif. Kalau tidak ada hubungan sosial, mungkin anak mengalami autis kalau disertai keterlambatan perkembangan bahasa dan tingkah laku stereotipe. 

Pada usia 36-48 bulan, memiliki kemampuan untuk memainkan permainan sederhana (bersama dengan anak lain), Mampu mengenakan celana panjang, kemeja, baju (pakaian yang tidak berkancing), Mampu mengenakan sepatu sendiri, Bisa mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.


Postingan populer dari blog ini

Checklist perkembangan anak

Milestone dan stimulasi perkembangan anak usia 4-5 Tahun