Stimulasi aspek perkembangan anak usia 2-3 Tahun
Haloo momfii.. Memasuki usia 2-3 tahun, si kecil akan menunjukkan perkembangan yang pesat dari sebelumnya. Untuk menunjang tumbuh kembangnya lebih baik lagi, orangtua bisa memberikan beragam stimulasi, Beraktivitas dan bermain dengan balita berusia 2-3 tahun bisa jadi kesempatan ideal untuk merangsang pertumbuhan kognitif, motorik, serta kesehatan mentalnya. Berikut ini aspek-aspek perkembangan kecerdasannya.
1. PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleksrefleks yang dimulai sejak lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai perkembangan ini muncul Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus kortikospinal, traktus piramidal, dan traktus kortikobulbar. Traktus piramidal berawal dari kortek motoric dan premotorik, selanjutnya terhubung ke basal ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medulla spinalis. Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaranrangsangan melalui saraf. Mielinisasi terjadi kirakira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang sangat cepat sampai umur 2 tahun, selanjutnya proses ini melambat sampai umur 12 tahun. Proses tersebut menyebabkan penghambatan sistem subkortikal, termasuk refleks primitif, dan meningkatkan perkembangan respons postural dan postur berdir, berjalan, dan kontrol motorik halus.
Perkembangan motorik pada usia,
30 Bulan : Memanjat kardus/simple equipment
36 Bulan : Anak mampu meloncat dengan kedua kaki dan lengan mengayun ke depan Berdiri sesaat dengan satu kaki ≤ 2 detik Berjalan pada satu garis lurus Berjalan dengan menjinjit/tiptoes Naik dan turun tangga, 1 kaki per step turun, 2 kaki per step naik Menangkap bola dengan kedua siku lurus, Menaiki sepeda roda 3.
Stimulasi
- Menendang bola
Sediakan bola yang cukup besar, bisa berupa bola plastik ringan atau bola karet. Letakkan di depan salah satu kaki anak dan minta anak untuk menendangnya ke arah target. Untuk membuat kegiatan rangsangan lebih menyenangkan Anda juga bisa bermain bola bersama anak dan membuat gawang misalnya dengan menggunakan dua botol air minum yang berisi air atau cukup dengan menggaris lantai dengan kapur tulis. Sebaiknya lakukan aktivitas ini di lapangan luas sehingga anak bisa lebih bebas dalam menendang bola.
- Lompat dengan dua kaki
2. MILESTONE PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS (FINE MOTOR)
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas, berlangsung kearah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal Keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang memainkan suatu peran utama. Variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan kesempatan individu untuk belajar. Berikut tabel milestone perkembangan motorik halus dan red flag.
Milestone usia :
Usia 24 – 36 bulan: Mencoret-coret pensil pada kertas
Stimulasi:
o Menggambar mengikuti bentuk
o Menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
o Membuka menutup kotak
o Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
3. PERKEMBANGAN BAHASA
Bayi baru lahir belum mampu menyatakan kebutuhan dan keininannya dalam bentuk yang mudah dipahami orang lain, juga belum mampu memahami kata atau isyarat yang digunakan oleh orang lain. Ketidakberdayaan ini berkurang dengan cepat pada awal tahun kehidupan, pada waktu anak sudah dapat mengendalikan organ-organ tubuh yang diperlukan bagi berbagai mekansime komunikasi.Seperti halnya perkembangan lainnya, tahun-tahun pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan bicara anak. Landasan untuk perkembangan bahasa terletak pada masa kehidupan ini. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya merupakan koordinasi kumpulan otot-otot yang membentuk suara, melainkan juga mempunyai aspek mental intelektual, yaitu kehidupan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Pada usia 24-36 bulan, sudah memiliki pengertian yang bagus terhadap percakapan yang sudah familiar pada keluarga. Umur Dikatakan Terlambat adalh usia 36 bulan. Adapun Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment adalah ketika Lebih setengah dari percakapan keluarga yang di mengerti, setelah anak umur lebih dari 2 tahun.
Stimulasi
Aspek Bicara dan Bahasa
1. Stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan nama gambar-gambar di bukul majalah.
2. Menirukan kata-kata. Setiap berbicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.
3. Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambad dengan pens menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu.
4. Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin
Metode Stimulasi Kemampuan Bicara dan Bahasa pada Balita Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya mengenai tahapan-tahapan stimulasi menurut Dr. Miriam Stopard, Depkes RI, Laura Dyer dan Benny Ciptaraja pada fase ini adalah
Usia 2-3 Tahun
a. Melatih organ bicara
1) Latih pengucapan /l/, seperti /lama/, /lalu/, /bulu/, /palu/, /malu/, /telah/, /lain/, /lupa/, /lelah/, /bolu/ dan sebagainya
2) Waktu yang tepat untuk melatih bunyi lateral adalah ketika anak berkata “Pelmen”, yang dimaksudnya adalah “Permen”
b. Mengajak berbicara
1) Ajari anak agar dapat menyebutkan nama lengkapnya
2) mengenalkan nama-nama benda-benda disekitarnya dan minta anak untuk menyebutkan kembali di lain waktu
3) Bicarakan tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu untuk meningkatkan kemampuan mengingat anak
c. Mengenalkan berbagai suara
Perkenalkan beberapa bunyi alat musik dan bicarakan tentang perbedaan bunyi yang dihasilkannya
d. Membacakan buku
1) Ceritakan yang lebih kompleks secara berulang agar anak dapat mengingatnya
2) Rangsang anak untuk menceritakan kembali buku yang pernah dibacakan
3) Rangsang anak untuk mencocokkan warna dan menyebutkan beberapa warna pokok
e. Mengenalkan pada teman seusianya
Kenalkan dengan anak-anak seusianya dan dilibatkan pada lingkungan sosial yang bisa memfasilitasi kemampuan sosial dan berkomunikasinya, seperti PAUD, BKB, play group, taman bermain, dan sebagainya
f. Mengenalkan acara televisi
1) Kenalkan balita pada acara televisi yang dapat meningkatkan kemampuan bicara dan bahasanya, seperti Sesame Street yang selalu mengenalkan konsep bahasa
2) Waktu menonton tidak melebihi 2 jam setiap harinya
3) Selalu mendampingi anak ketika menonton
Stimulasi kemampuan bicara dan bahasa yang disebutkan di atas dapat diberikan sedini mungkin dan dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, yaitu secara bertahap sesuai dengan perkembangan usianya, menerapkan prinsip bermain sambil belajar, tanpa paksaan dan sesuaikan dengan minat balita, kemudian berikan dengan penuh kasih sayang dan selalu berikan pujian juga perkenalkan kata-kata baru serta orangtua harus menjadi model yang baik bagi balitanya. Selama orangtua dapat mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan bicara dan bahasa, maka metode yang telah disebutkan di atas, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bicara dan bahasa pada balita. Maka dari itu, tidak ada salahnya bagi orangtua untuk mencoba menerapkan hal tersebut dalam rangka mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya.
4. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Seorang anak dapat tumbuh sehat dan cerdas karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetik, nutrisi dan stimulasi merupakan faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang janin dan anak, terutama otaknya. Beberapa nutrisi penting yang mempengaruhi perkembangan otak antara lain adalah LCPUFA (longchain polyunsaturated fatty Acid)-seperti AA (arachidonic Acid) dan DHA (decosahexaenoic Acid), kolin (Choline)-taurin, yodium dan zat besi. Untuk perkembangan kognitif, terdapat bermacam-macam teori, salah satunya adalah teori Piaget. Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dibanding orang dewasa dan menetapkan satu teori pentahapan. Empat tahap perkembangan kognitif digambarkan dalam teori Piaget sebagai berikut :
1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan) yaitu anak memahami dunianya melalu gerak dan inderanya serta mempelajari pemanensi objek.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berpikir anak berkembang meskipun masih dianggap ‘jauh’ dari logis. Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan intuisi.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) yaitu anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret, proses berpikir menjadi lebih rasional, matang dan “seperti dewasa” atau lebih “operasional”.
4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) yaitu kemampuan penalaran abstrak dan imajinasi pada anak telah berkembang. Pengertian terhadap ilmu pengetahuan dan teori lebih mendalam.
Pada usia 24-36 bulan memiliki perkembangan kogniitif yang pesat, diantaranya dapat :
- Dapat menunjuk satu atau lebih bagian dari tubuhnya ketika diminta
- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau lebih
- Dapat bercerita menggunakan paragraf sederhana
- Menggabungkan 2-3 kata menjadi kalimat Menggunakan nama sendiri untuk menyebutkan dirinya
- Menunjukkan kemarahan jika terhalang
- Mampu makan dengan sendok dan garpu dengan tepat
- Mampu dengan baik minum dengan cangkir
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
- Melepas pakaian sendiri
- Sering menceritakan pengalaman baru
- Mendengarkan cerita dengan gambar
- Mampu bermain pura-pura
- Mulai membentuk hubungan sosial dan bermain bersamasama dengan anak-anak lain
- Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan ditambahkan penggunaan gerakan isyarat