Stimulasi anak usia 19-24 Bulan

 Hai momfii..Anak usia 19-24 ini memiliki banyak perkembangan pesat dalam usianya, terutama dalam tahap motorik dan bahasanya. Maka kita harus memperhatikan aspek perkembangan milestone di usia ini. 


1. PERKEMBANGAN MOTORIK

Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan refleksrefleks yang dimulai sejak lahir. Anak menjadi tidak berdaya sampai perkembangan ini muncul Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus kortikospinal, traktus piramidal, dan traktus kortikobulbar. Traktus piramidal berawal dari kortek motoric dan premotorik, selanjutnya terhubung ke basal ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medulla spinalis. Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaranrangsangan melalui saraf. Mielinisasi terjadi kirakira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang sangat cepat sampai umur 2 tahun, selanjutnya proses ini melambat sampai umur 12 tahun. Proses tersebut menyebabkan penghambatan sistem subkortikal, termasuk refleks primitif, dan meningkatkan perkembangan respons postural dan postur berdir, berjalan, dan kontrol motorik halus.  


19-20 Bulan : Anak mulai bisa loncat dengan satu kaki 

21 Bulan : Menendang bola saat berdiri  

24 Bulan : Anak mampu meloncat dengan kedua kaki dengan lengan berputar kebelakang Anak mulai bisa menggerak-gerakan anggota gerak dengan gerakan di bawah lengan dengan tubuh relative kaku Naik dan turun tangga, 2 kaki tiap step 

Stimulasi :

- Latihan keseimbangan 

Pada usia ini umumnya anak sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan siapa pun. Minta anak untuk berjalan di lantai yang Anda sudah beri garis dengan kapur atau gunakan kayu kecil dan beberapa batu bata untuk membuat jembatan sebagai latihan kemampuan keseimbangan tubuh untuk anak. Sampaikan kalimat-kalimat lucu yang mungkin terkesan konyol seperti “hati-hati jatuh nanti bajunya basah” atau “hatihati berjalan di atas jembatan saat menyebrang sungai karena ada banyak buaya”. 

- Latihan berguling 

Berguling bisa dilakukan di atas matras (kasur tipis) atau lapangan luas berumput. Permainan berguling juga bisa lebih menyenangkan jika Anda memberikan handuk di atas matras dan minta anak untuk berguling membungkus tubuhnya dengan handuk tersebut. 

- Memanjat perabotan 

Anak-anak suka sekali memanjat, apa saja dipanjat mulai dari tangga, perabotan seperti meja dan kursi sampai tempat tidur dan naik ke jendela. Terkadang setelah anak memanjat kenakalan atau keaktifan juga dilanjutkan dengan kebiasaan suka melompat dari ketinggian ke lantai. Hal ini sangat berbahaya dan tidak bisa dianggap sepele. Kadang kala orang tua menganggap sepele benjolan yang ada di kepala ketika anak terbentur atau jatuh. Benturan keras di kepala dikhawatirkan dapat membuat pembuluh darah anak pecah. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi perkembangan otaknya bahkan dapat menyebabkan kematian. Jadi, jangan pernah lengah ketika anak sedang melakukan kegiatan memanjat ini. Area yang aman bagi anak untuk menyalurkan energinya dalam memanjat bisa dilakukan di taman yang berumput yang memang menyediakan arena permainan aman khusus untuk anak-anak berupa tiang-tiang atau gelang-gelang panjatan. 


2. MILESTONE PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS (FINE MOTOR)  

Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas, berlangsung kearah proksimodistal, dimulai dari bahu menuju ke arah distal sampai jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal Keterampilan motorik halus merupakan koordinasi halus pada otot-otot kecil yang memainkan suatu peran utama. Variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan kesempatan individu untuk belajar. Berikut tabel milestone perkembangan motorik halus dan red flag . 

Stimulasi :

Usia 18-24 bulan: Bertepuk tangan, melambai-lambai Menumpuk empat buah kubus Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Menggelindingkan bola ke arah sasaran.


PERKEMBANGAN BAHASA 

Bayi baru lahir belum mampu menyatakan kebutuhan dan keininannya dalam bentuk yang mudah dipahami orang lain, juga belum mampu memahami kata atau isyarat yang digunakan oleh orang lain. Ketidakberdayaan ini berkurang dengan cepat pada awal tahun kehidupan, pada waktu anak sudah dapat mengendalikan organ-organ tubuh yang diperlukan bagi berbagai mekansime komunikasi.Seperti halnya perkembangan lainnya, tahun-tahun pertama kehidupan sangat penting dalam perkembangan bicara anak. Landasan untuk perkembangan bahasa terletak pada masa kehidupan ini. Bicara merupakan keterampilan mental-motorik. Berbicara tidak hanya merupakan koordinasi kumpulan otot-otot yang membentuk suara, melainkan juga mempunyai aspek mental intelektual, yaitu kehidupan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Tahapan-tahapan Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak usia 18-24 bulan, yaitu : 

Usia 18-24 bulan memiliki kemampuan memahami kalimat sederhana,. Umur dikatakan terlambat pada usia 24 bulan. Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment saat Pemahaman minimal dan bermain simbol yang terbatas, misalnya main boneka atau truk . Di usia 18-24 bulan ini juga memiliki perbendaharaan kata meningkat pesat. Umur dikatakan terlambat pada usia 30 bulan.  Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment saat kurang dari 30 kata-kata pada umur 24 bulan atau kurang dari 50 kata-kata pada umur 30 bulan. Selain itu, usia 18-24 bulan memiliki kemampuan mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2 kata-kata atau lebih. Umur dikatakan terlambat pada usia 30 bulan. Temuan Abnormal atau Red Flag yang Perlu Dilakukan Assessment adalah gagal membuat kalimat yang terdiri dari 2 kata-kata, ketika perbendaharaan kata >50 kata 

Stimulasi

 Aspek Bicara dan Bahasa 

1. Stimulasi berbicara, menjawab pertanyaan, dan menyebutkan nama gambar-gambar di bukul majalah. 

2. Menirukan kata-kata. Setiap berbicara kepada bayi. Sebutkan kata-kata yang telah diketahui artinya seperti: minum susu, mandi, tidur, kue, makan, kucing dan lain-lain. Buat agar bayi mau meniru kata-kata tersebut. Bila bayi mau mengatakannya, puji ia, kemudian sebutkan kata itu lagi dan buat agar ia mau mengulanginya.

3. Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka atau buat boneka mainan dari sarung tangan atau kaos kaki yang digambar dengan spidol menyerupai bentuk wajah. Berpura-pura bahwa boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat agar bayi mau berbicara kembali dengan boneka itu. 

4. Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin


Metode Stimulasi Kemampuan Bicara dan Bahasa pada Balita Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya mengenai tahapan-tahapan stimulasi menurut Dr. Miriam Stopard, Depkes RI, Laura Dyer dan Benny Ciptaraja, 

3. Fase Kalimat dengan 2 Kata (18-24 bulan) 

a. Melatih organ bicara

1) Latih pengucapan /k/, seperti /aku/, /kake/, /kuku/, /buku/, /paku/, /bisu/, /kakak/ dan sebagainya

2) Jika pengucapan /k/ sudah fasih, latih pengucapan /g/, seperti /tiga/, /tigabelas/, /tigapuluh/, /tigapuluh tiga/ dan latihan bisa digabung dengan bunyi nasal /ng/, misalnya /nangis/, /anjing/, /kucing/, /gong/, /gang/, /agung/, /es agogo/ dan sebagainya.


b. Mengajak berbicara     

1) Kenalkan anak pada perbendaharaan kata yang menerangkan sifat atau kualitas (anak baik, nakal, pintar, dll), keadaan/peristiwa yang terjadi (sekarang, besok, kemarin, dll) serta kata-kata yang menunjukkan tempat (di sini, di atas, di bawahm dll)

2) Ajari anak konsep berhitung hingga angka dua dengan memperlihatkan pada anak bagaimana cara menghitung mainanya 

3) Rangsang anak agar bercerita tentang apa yang dilihatnya/dialaminya 

4) Hindari untuk meminta anak menyebutkan kata-kata tertentu atau suatu kalimat untuk pamer kepada keluarga atau teman 


c. Mengenalkan berbagai suara     

1) Membuat suara-suara, seperti alat musik, rangsang anak agar menirukan suara tersebut     

2) Perlihatkan pada anak bagaimana bernyanyi, bertepuk tangan dan mengikuti nada ketika mendengarkan music 


d. Membacakan buku     

1) Ketika melihat buku bersama, mungkin akan kembali ke halaman sebelumnya dan menyebutkan nama binatang kesayangannya, maka ikuti topik pembicaraannya     

2) Membacakan buku cerita setiap hari dan rangsang anak untuk menceritakan gambar yang ada di buku cerita  

3) Kenalkan mengenai konsep warna yang terdapat dalam buku 


3. PERKEMBANGAN KOGNITIF  

Seorang anak dapat tumbuh sehat dan cerdas karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor genetik, nutrisi dan stimulasi merupakan faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang janin dan anak, terutama otaknya. Beberapa nutrisi penting yang mempengaruhi perkembangan otak antara lain adalah LCPUFA (longchain polyunsaturated fatty Acid)-seperti AA (arachidonic Acid) dan DHA (decosahexaenoic Acid), kolin (Choline)-taurin, yodium dan zat besi. Untuk perkembangan kognitif, terdapat bermacam-macam teori, salah satunya adalah teori Piaget. Jean Piaget menyatakan bahwa anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dibanding orang dewasa dan menetapkan satu teori pentahapan. Empat tahap perkembangan kognitif digambarkan dalam teori Piaget sebagai berikut : 

1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan) yaitu anak memahami dunianya melalu gerak dan inderanya serta mempelajari pemanensi objek. 

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun) yaitu anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berpikir anak berkembang meskipun masih dianggap ‘jauh’ dari logis. Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan intuisi. 

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun) yaitu anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret, proses berpikir menjadi lebih rasional, matang dan “seperti dewasa” atau lebih “operasional”. 

4. Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) yaitu kemampuan penalaran abstrak dan imajinasi pada anak telah berkembang. Pengertian terhadap ilmu pengetahuan dan teori lebih mendalam. 

Masa kritis perkembangan otak. 

Masa kritis terdapat pada proses perkembangan manusia, diperkirakan terjadi pada masa BATITA. Bayi memerlukan masukan visual yang normal, kalau tidak dia dapat mengalami gangguan penglihatan yang permanen. Contoh, bayi yang lahir dengan mata juling akan mendapat gangguan ketajaman penglihatan dan persepsi, apabila masalah tersebut tidak segera dikoreksi. Kemampuan berbahasa tergantung pada masukan verbal (pada anak yang tuli tergantung pada bahasa isyarat) yang terjadi pada masa kritis, terutama pada gramatika dan pengucapan. Masa kritis seseorang untuk belajar bahasa tertentu adalah sekitar umur 5 tahun dan berakhir pada masa pubertas. Karena itu, bila seseorang belajar bahasa asing setelah masa pubertas, hampir selalu mereka akan bicara dengan aksen yang tidak seperti aslinya. Salah satu teori tentang masa kritis mangacu pada masa ketika jumlah produksi sinaps sangat berlebihan pada otak. Padahal, hanya sekitar 50% atau lebih yang dipertahankan sampai usia dewasa. Selama masa kritis ini, pengalaman yang diperoleh dalam aspek sensorik, motorik, emosional dan intelektual yang konsisten dan terus-menerus menentukan sinap-sinap mana yang akan dipertahankan, dengan cara melakukan pemangkasan terhadap koneksi yang jarang digunakan. Dengan demikian, otak setiap anak menjadi lebih siap untuk menghadapi lingkungannya. 

Stimulasi.

Stimulasi merupakan upaya untuk mencerdaskan anak, stimulasi harus dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak dalam kandungan. Sebaiknya dilakukan stimulasi terhadap semua aspek perkembangan, dengan melibatkan semua anggota keluarga. Howard Gardner yang terkenal dalam teori intelegensi majemuk (Multiple Intelligences) mengatakan bahwa terdapat 8 macam intelegensi yang siap untuk di stimulasi, yaitu perkembangan : Verbal linguistic (berbicara, kalimat, bahasa, cerita), Logical mathematical (pemecahan masalah, berhitung), Visual spatial (berpikir ruang/3 dimensi, stereometri), Bodily-kinethetic (gerak tubuh, tari, olahraga), Musical (suara, bunyi, nada, irama, musik, lagu), Intrapersonal (memahami dan kontrol diri sendiri, kemandirian), Interpersonal (memahami orang lain, bergaul, kerja sama, menyesuaikan diri, kepemimpinan), Naturalis (menikmati,memanfaatkan dan menjaga alam lingkungan). 

Usia 18-24 Bulan memiliki kemampuan : 

Menggelindingkan bola ke arah sasaran

Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

Dapat mulai bermain pura-pura 

Memegang cangkir sendiri, 

belajar makan-minum sendiri 

Menikmati gambar sederhana 

Mengeksplorasi lingkungan 

Mengetahui bagian-bagian dari tubuhnya 


5. PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL  

Milestone perkembangan personal sosial lebih bervariasi daripada perkembangan motorik dan kognitif, karena perkembangan personal sosial lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan). Seorang bayi mewarisi karakterisktik emosional sosial dan gaya berinteraksi, tetapi sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan sosial. Milestone dan redflags perkembangan personal sosial dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Keterlambatan membalas senyuman mungkin menunjukkan masalah kasih sayang dan mungkin berkaitan dengan keadaan depresi ibu pada saat hamil. Keterlambatan tersenyum juga berhubungan dengan gangguan visual dan kognitif. Kalau tidak ada hubungan sosial, mungkin anak mengalami autis kalau disertai keterlambatan perkembangan bahasa dan tingkah laku stereotipe. 

Pada usia 18-24 bulan memiliki kemampuan minum dari cangkir dengan kedua tangan, Belajar makan sendiri , Mampu melepas sepatu dan kaos kaki dan bisa melepas pakaian tanpa kancing, Belajar bernyanyi, Meniru aktivitas dirumah . Redflags yang dapat terjadi yaitu ketika transisi buruk yang menetap kemungkinan mengalami suatu kelainan perkembangan . Stimulasi yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif memilih berbagai macam kegiatannya sendiri, bervariasi, Mencari pertolongan bila ada kesukaran/ masalah.Dapat mengeluh bisa basah atau kotor ,Frekuensi buang air besar dan buang air kecil sesuai, Munculnya kontrol buang air kecil, biasanya tidak kencing pada siang hari, Mampu mengontrol buang air besar, Mulai berbagi mainan dan bekerja bersama-sama dengan anak-anak lain, Mencium orangtua , pervasif sesuai dengan minat dan kemampuannya, karena setiap anak adalah unik; mereka tahu kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya. Dengan demikian anak tidak menjadi pasif hanya menunggu perintah. Sebaiknya, stimulasi diintegrasikan dalam aktivitas mereka sehari-hari. 

Postingan populer dari blog ini

Checklist perkembangan anak

Milestone dan stimulasi perkembangan anak usia 4-5 Tahun