Seberapa penting kurikulum pendidikan anak di rumah?
Tidak ada pendidikan tanpa jantungnya pendidikan yaitu KURIKULUM. Walaupun pendidikan di rumah dilakukan secara informal, tetapi tetap perlu adanya kurikulum pendidikan anak di rumah. Kurikulum yang tertulis sangat penting untuk pendidikan yang lebih terarah dan memiliki target yang ingin dicapai memiliki anak anak yg sehat cerdas dan tumbuh denga optimal.
Untuk sampai pada target pendidikan anak anak yang optimal di rumah, dibutuhkan sebuah kurikulum yang mampu mengarahkan (guide) dalam aktifitas stimulasi anak tersebut. Secara umum, kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar, serta mengetahui hasil pembelajaran melalui evaluasi.
Minimal ada empat komponen yg dibutuhkan dalam membuat kurikulum di rumah, yaitu:
- Tujuan/target pencapaian. Hal ini dapat diwujudkan dalam visi misi keluarga atau target pencapaian kemampuan anak dalam pendidikan di rumah sesuai dengan value yang di ambil dlm keluarga tersebut.
- Materi bahan ajar. Untuk kurikulum di rumah ini, materi dan bahan ajar harus memiliki standar dalam pencapaian perkembangan anak. Standar pencapaian ini memiliki checklist yang dituangkan dalam STPPA Permendikbud no.134 Tahun 2014. Setelah memiliki target pencapaian milestonenya, momfi dapat mencari berbagai materi dari berbagai sumber yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Bisa dengan klasifikasi dengan pelajaran tema ataupun dari berbagai buku-buku refferensi yang sesuai.
- Metode, proses atau kegiatan pembelajaran. Metode belajar memiliki berbagai macam jenis seperti metode storytelling, metode demonstrasi, eksperimen, diskusi, bercerita, worksheet, juga metode konvensional tapi sangat berpengaruh untuk penanaman karakter yaitu, ceramah. Selain metode belajar, ada berbagai metode pendidikan yang memiliki value yang melekat di dalamnya seperti metode pendidikan montessori, BCCT, fitrah based education, sekolah islam terpadu dll.
- evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat sejauh mana tujuan awal dapat diraih selama proses pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi kurikulum di rumah ini dapat ditinjau dengan pencapaian milestone anak dengan meninjau kembali STPPA yang sudah diraih selama pembelajaran. Selain itu, evaluasi ini dapat dilakukan dengan tanpa tes dan mengumpulkan beberapa bukti/karya anak anak dan menjadikan portofolio harian untuk mereka. Dapat juga mengevaluasi perilaku orang tua dalam mengajarkan anak-anak di rumah.
Konsep untuk menjadi keluarga yang mengutamakan pendidikan anak anaknya tentu butuh keempat komponen kurikulum tersebut. Dalam perspektif kurikulum pendidikan anak di rumah ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, memperjelas tujuan/target dan visi misi keluarga, antara lain, visi misi keluarga. Cita cita anak, karakteristik dan minat bakat anak dan seterusnya.
Kedua, buat materi/bahan ajar sesuai dengan pencapaian perkembangan usia anak yang dapat di ambil dari STPPA PERMENDIKBUD 134 tahun 2014. Stimulasi perkembangan anak haruslah sesuai denga usia anak dan kemampuan anak tersebut. Jangan sampai asal main tetapi tidak sesuai dengan perkembangan anak di usia tersebut. Pendidikan di rumah juga memerlukan materi ajar dalam proses pembelajaran. Bukan hanya sekedar pencapaian pengetahuan (knowledge) melalui tawaran kumpulan materi ajar, tetapi penanaman nilai positif, tradisi/habituasi positif yg memang harus dibangun dalam sebuah keluarga.
Ketiga, Memilih metode pembelajaran yang cocok dengan visi misi keluarga dan karakteristik anak. Metode pembelajaran ini haruslah disesuaikan dengan minat dan kecerdasan anak juga. Kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner memiliki 9 kecerdasan. Yang setiap anak pasti berbeda dalam peminatannya. Juga karakter dan gaya belajar anak, ada yang cenderung pada kinestetik, auditori atau visual.
Keempat, melakukan evaluasi dan refleksi terhadap segala aktifitas yg dilakukan secara berjenjang dan bertahap. Evaluasi perpekan, perbulan maupun pertahun perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kualitas target capaian perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Jangan lupa evaluasinya bareng kepala sekolah(ayah) nya ya. Hehe..
Semoga bisa diaplikasikan ya momfii dan konsisten untuk terus menstimulasi anak-anak di rumah.. semangaattt